Sabtu, 21 Juli 2007

PEPER PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER DAN JARINGAN


(Penyusun Renggani)

I.PENDAHULUAN


Di era informasi saat ini teori belajar modern melihat pembelajaran sebagai pencarian seseorang akan makna dan relevansi. Jika pembelajaran berjalan di luar ingatan dan fakta-fakta, prinsip-prinsip atau prosedur-prosedur yang betul dan masuk ke dalam bidang kreativitas, pemecahan masalah, analisa atau evaluasi, maka siswa memerlukan komunikasi antar individu, kesempatan untuk bertanya, tantangan, dan diskusi. Para siswa akan berinteraksi dengan work station dengan berbagai cara berdasarkan sifat dari tugas dan gaya pembelajaran yang lebih disukai yang berbeda untuk setiap individu.

Konteks pembelajaran seharusnya meliputi: (1) kerja mandiri dan berinteraksi dengan materi pembelajaran, (2) bekerja secara kolaborasi dengan teman pada tempat yang berlainan, baik secara serempak atau tidak, di mana kedua cara ini mungkin akan menjadi multi-media, (3) siswa magang kerja dan berinteraksi dengan para pekerja yang lebih berpengalaman, supervisor, atau instruktur, (4) sebagai instruktur, supervisor atau kolega yang lebih pengalaman untuk kolega-kolega lain yang kurang berpengalaman.

Seseorang mungkin akan mampu mamainkan peran-peran dalam satu hari kerja. Para siswa juga memerlukan belajar dari rumah, tempat kerja atau ketika berada di kendaraan umum, mereka akan membutuhkan: (1) akses ke internet (searching, downloading), (2) pemilihan, penyimpanan dan mengedit kembali informasi, (3) komunikasi langsung dengan instruktur, kolega-kolega dan pelajar-pelajar lain, (4) penyatuan bahan yang diakses ke dalam dokumen kerja, (5) membagi dan manipulasi informasi/dokumen atau proyek-proyek dengan orang lain.

Untuk menjawab semua permsalahan dan model-model pembelajaran di era informasi, makalah ini akan membahas mengenai: 1) pembelajaran orang dewasa di abad 21, 2) multi-media pendidikan dalam sebuah jaringan masyarakat, dan 3) prinsip-prinsip pedagogi dan pembelajaran on-line yang efektif antar budaya.

II. PEMBAHASAN

1. Pembelajaran Orang Dewasa Abad 21

Dalam pembelajaran orang dewasa telah terjadi perubahan yang cepat khususnya dalam pengembangan metode-metode pengajaran dan pengantaraan termasuk di dalamnya pemanfaatan teknologi jaringan komputer kecepatan tinggi.

Menurut David Putman (1994) perusahaan-perusahaan media nasional di London sedang menciptakan program-program pendidikan yang melampaui sekolah-sekolah yang ada saat ini. Oleh karenanya seorang eksekutif senior telah memprediksi bahwa akhir abad 20 para pendidik akan dibayar lebih besar dari bintang-bintang film. Oleh karenanya masyarakat yang akan ikut dalam kegiatan ini harus terlebih dahulu melakukan perubahan-perubahan termasuk visi yang jelas bagi pembelajaran dimasa depan.

Dalam waktu 10 tahun ke depan kita akan menyaksikan perkembangan teknologi-teknologi penting seperti : (1) integrasi komputer, televisi, dan telekomunikasi melalui teknik-teknik dijitisasi/kompresi, (2) mengurangi biaya dan pemakaian yang lebih fleksibel akan telekomunikasi melalui perkembangan seperti: ISDN (Integrated Service Digital Network), Fiber Optics atau Radio Selular, (3) daya pemrosesan data yang makin cepat melalui perkembangan micro-chip baru dan teknik software yang sudah maju.

Sehubungan dengan kemajuan tersebut, maka Teknologi Pendidikan terlebih dahulu harus di gerakkan pada visi tentang pendidikan dan pelatihan di abad 21. Visi tersebut harus memperhitungkan potensial teknologi, tetapi tidak digerakkan semata-mata oleh apa yang mungkin secara teknologi, lebih tepat apa yang dapat kita lakukan bukan apa yang kita ingin lakukan. Stenor (gabungan perusahaan telepon Canada) mengumumkan $8 milyard, inisiatif 10 tahun, disebut BEACON yang akan memberikan pelayanan multi-media broadband hingga 80% - 90% dari semua rumah dan usaha di Canada pada tahun 2004.

Dampak sosial dan pendidikan dari bertemunya media dan teknologi (convergence) dengan kecepatan tinggi akan menjadi revolusioner dan sangat menantang bagi institusi-institusi pendidikan yang sudah mapan. Tahun 1993, 70% dari semua pekerjaan di Amerika Serikat berada di industri-industri jasa dengan kecendrungan terus berlanjut. Pendapatan tahun perusahaan Microsoft lebih besar daripada pendapatan gabungan Sony dan Honda, tetapi mempekerjakan 100 kali lebih sedikit tenaga kerja.

Berkaitan dengan kecakapan yang harus dimiliki oleh tenaga kerja menurut Dewan Konferensi Kanada (1991) di abad 21 meliputi: (1) cakap berkomunikasi (reading, writing, speaking, listening), (2) mampu belajar mandiri, (3) cakap sosial: etika, sikap positif, dan tanggung jawab, (4) kerjasama tim, (5) mampu beradaptasi dengan lingkungan yang berkembang, (6) cakap berpikir: pemecahan ,masalah, kritis, logis menurut urutan angka, dan (7) pengetahuan navigasi: dimana mendapatkan, cara memproses informasi. Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka pembelajaran di abad 21 seharusnya menganut teori belajar modern yang melihat pembelajaran sebagai pencarian individu akan makna dan relevansi. Jika pembelajaran berjalan di luar ingatan dan fakta-fakta, prinsip-prinsip atau prosedur-prosedur yang betul dan masuk ke dalam bidang kreativitas, pemecahan masalah, analisa atau evaluasi, maka siswa memerlukan komunikasi antar individu, kesempatan untuk bertanya, tantangan, dan diskusi.

2. Multimedia Pendidikan dalam Networked Society

Institusi pendidikan “elektronik” dibangun untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan pembelajaran abad 21 dengan peranan sebagai berikut: (1) memberi informasi tentang kebutuhan-kebutuhan pendidikan dan pelatihan dan peluang-peluang, (2) memberi pengawasan kualitas, (3) memberi akreditasi melalui penilaian belajar yang independen, (4) mengembangkan kurikulum yang koheren dan tepat, (5) menjadi broker dan mensyahkan kursus-kursus dan bahan-bahan pendidikan dan pelatihan dari pemasok, (6) memberi pelayanan penggunaan dan komunikasi bahan-bahan pembelajaran multimedia yang user-friendly baik impor maupun eskpor, (7) membuat jaringan antar pelajar dan antar instruktur, (8) menciptakan bahan-bahan multi-media pendidikan berkualitas tinggi dalam bentuk yang diperoleh, (9) mengadakan penelitian untuk kebutuhan pendidikan dan pelatihan, dan (10) menggunakan teknologi-teknologi baru untuk pengembangan pendidikan dan pelatihan serta mengevaluasi penggunaannya.

Inti pokok pelayanan ini adalah infrastruktur jaringan multimedia internal yang membolehkan institusi mengakses, menciptakan, dan memberi pelayanan multimedia pendidikan dalam aneka macam format dan aneka macam cara.

Institusi pendidikan elektronik mempunyai fungsi produksi, broker, dan manajemen dengan input dapat berupa audio, program, maupun video, sedangkan outputnya dapat berupa audio, program, barang cetakan, komunikasi dengan radio selular, komunikasi melalui satelit, atau dengan server multimedia.

Lembaga pembelajaran terbuka sedang mengembangkan pendekatan manajemen informasi terpadu yang mencakup sistem administrasi (administrative) dan sistem pembelajaran(instructional).

Teori pembelajaran yang dijadikan dasar penelitian ini antara lain: (1) teori pemrosesan informasi, (2) hasil penelitian Tynneson dan kawan-kawan mulai tahun 1971 sampai tahun 1988 mengenai disain instruksional (ID). Dari hasil penelitiannya diketahui bahwa terdapat 6 (enam) komponen utama pendidikan yang berpengaruh langsung terhadap proses pembelajaran khusus. Ke-enam komponen tersebut adalah: (1) proses pembelajaran, (2) tujuan pembelajaran, (3) dasar pengetahuan, (4) variabel instruksional, (5) strategi-strategi instruksional, dan (6) peningkatan-peningkatan berbasis komputer.

Selanjutnya dilakukan pelacakan terhadap keenam komponen tersebut dengan menggunakan variable-variabel: (1) pengetahuan deklaratif, (2) pengetahuan prosedural, (3) pengetahuan kontekstual, dan (4) strategi-strategi pencarian.

Sistem komputer berfungsi sebagai pengendali bagi manajemen informasi terpadu (administrasi dan pembelajaran), dimana terdapat dua bagian pokok, yaitu: (1) sistem pengembangan (development system) sebagai input berupa : audio, teks, video, software, grafik, dan kombinasi media, dan (2) sistem pendistribusian (distribution system) sebagai output berupa: media terintegrasi (optical/CD-ROM/ PCMCIA), barang cetakan (paper/reprographics), Sound (cassettes/CD-Audio), Video (videotape/laserdisc), software (diskettes/CD-ROM/CD). Semua output dapat diakses langsung maupun diperoleh dalam bentuk barang.

3. Prinsip-prinsip Pedagogi dan Pembelajaran On-line Antar Budaya yang efektif

Pedagogi inklusif secara kultural dapat dipakai pada lingkungan-lingkungan on-line. Tujuan pembelajaran on-line adalah menjamin bahwa pedagogi dan kurikulum fleksibel, dapat menyesuaikan diri, dan relevan bagi siswa dari berbagai lartar belakang bahasa, dan pendekatan mengajar, sehingga semua aspek pedagogi bersifat mendukung akan kebutuhan-kebutuhan antar budaya.

Sumber-sumber pembelajaran untuk siswa dapat dicapai dan relevan merupakan perhatian utama di seluruh dunia karena berada dalam arena pendidikan tanpa batas. World Wide Web mempunyai kapasitas mencapai pemirsa yang luas, persoalannya adalah: sampai berapa jauh pembelajaran on-line dapat memahami pengertian lintas budaya.

Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai pola sumber-sumber pendidikan untuk penyerahan trans-nasional. Diantara kendala-kendala pembelajaran on-line yang efektif dalam komunikasi global, seperti dilaporkan Collis, Parisi, dan Ligorio (1996) adalah: (1) permasalahan budaya dan lingkungan, (2) perbedaan-perbedaan gaya mengajar, (3) permasalahan yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan dan budaya yang berbeda, (4) permaslaahan bahasa dan semantic, (5) masalah-maslaah teknik yang berhubungan dengan platform, sistem-sistem pengoperasian dan tidak adanya interface standar.

Berangkat dari literatur jelas bahwa siswa-siswa yang belajar di suatu lingkungan dimana perspektif ganda dan berlainan dipupuk dan dihargai menjadi pemikir-pemikir kritis yang lebih baik, komunikator-komunikator yang lebih baik, pemecah persoalan yang lebih baik dan pemain-pemain tim yang lebih baik (Sugar & Bank, 1998). Seperti studi on-line global networking memperlihatkan pendekatan mengajar yang meningkatkan dugaan komunitas on-line sedang mempersiapkan dengan memadai semua siswa-siswanya untuk merubah dunia (Harasim, 1990, 1994, Riel, 1993).

UNESCO (2000) melaporkan tentang kebutuhan memperluas pengalaman pendidikan tinggi dari mayoritas mahasiswa yang tidak mau megadakan perjalanan atau paling tidak mampu belajar di negara lain atau di institusi lain daripada institusi yang memberi gelarnya. Bagi para pendidik ini berarti menginternasionalisasikan kurikulum, memperluas dasar kecakapan dari gelar-gelar dan pemberian-pemberian dan memperkuat proses pendidikan.

Kurikulum inklusif bertujuan untuk meningkatkan reciprocity (hal timbal-balik), pengembangan arus ide dua arah dan nilai-nilai antara komunitas (Galleni & Zhang,1997). Mengkonseptualisasikan kurikulum inklusif merupakan langkah pertama ke arah perancangan aktivitas-aktivitas pembelajaran on-line yang tepat.

Kurikulum inklusif mempunyai ciri-ciri: (1) menilai budaya, latar belakang dan pengalaman semua mahasiswa, (2) inklusif jender, budaya atas perbedaan-perbedaan yang berhubungan dengan etnik, bahasa dan latar belakang sosio-ekonomi, (3) mengakui bahwa setiap keputusan kurikulum adalah pemilihan daripada kebenaran lengkap, (4) menjadikan eksplisit pola mata pelajaran pendukung yang rasional, dan (5) responsif terhadap dasar pengetahuan siswa.

Komponen-komponen dasar kurikulum inklusif sebagai suatu hubungan timbal balik antara proses penilaian, pengajaran, dan dukungan, aktivitas pembelajaran, dan hasil-hasil pembelajaran. Ini berarti semua dimensi harus dipertimbangkan dan bersangkut-paut dalam mengajar dan merancang lingkungan-lingkungan Web.

III.KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan pembelajaran berbasis web dan komputer harus mempertimbangkan faktor-faktor: 1) cara belajar orang dewasa yang menganut teori belajar modern yang melihat pembelajaran sebagai pencarian individu akan makna dan relevansi; 2) jaringan multimedia dalam masyarakat global yang dapat memberikan pelayanan pendidikan dalam aneka macam
format dan cara; 3) memperhatikan prinsip-prinsip pedagogik antar budaya.


DAFTAR PUSTAKA

Educational Multi-Media in a Networked Sociaty. http://D/dari_e/UPH/ edmedia.html.
Future Of Learning. First Presented at The Minister’s Forum on Adult Learning.Edmonton,Alberta.(1995). http://bates.cstudies. ubc.ca/ papers/paper.html.
McLoughlin,Catherine.,(2001). Inclusivity and alignment: Principles of pedagogy, task and assessment design for effective cross-cultural online learning.ODLAA Inc.
Prospek Pendidikan Secara Online di Dunia.http://www.kopertis4.or.id /Kopertis/orasi.html.
Tynneson,Robert.(1999). Computer-Based Enhancements For The Improvement Of Learning.

1 komentar:

eko sugiarto on 28 Maret 2010 pukul 04.30 mengatakan...

Tulisan anda bagus dan inspiratif;

Eko Sugiarto
Jl A Yani Km 66 Pangkalan Bnateng
Pangkalanbun Kalteng

fb: esugy@yahoo.co.id

 

Rengganis Anak Desa Merapi Blogger Templates Designed by productive dreams | Free Wordpress Templates. presents HD TV Watch Futurama Online. Featured on Singapore Wedding Cakes. © 2011